Selasa, 18 Oktober 2011

Tentang Penyerahan Hadiah Pemenang dan Kegiatan Wisata Sastra ke Malaysia


Panitia Lomba Cipta Puisi Padang 2011 dalam hal ini Ikatan Alumni Don Bosco (IADB) Padang mengucapkan selamat kepada para pemenang Lomba Cipta Puisi Padang Tingkat Nasional yang telah diumumkan hasilnya pada tanggal 15 Oktober 2011 lalu.

Berkaitan dengan Penyerahan Hadiah dan keberangkatan pemenang utama (Juara 1, 2 dan 3) ke Malaysia, bersama ini perlu kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:

1.      Penyerahan hadiah akan dilakukan pada Hari Sabtu 29 Oktober 2011 dalam suatu acara di aula Don Bosco Padang. Acara dimulai pukul 10.00 WIB. Penerima hadiah diharapkan sudah berada di lokasi acara 15 menit sebelum acara dimulai.

2.      Panitia akan menyurati pemenang via email terkait penyerahan hadiah dan keberangkatan ke Malaysia.

3.      Khusus bagi pemenang 1, 2, dan 3 yang akan diberangkatkan ke Malaysia, diharapkan segera mengurus pasport selekasnya. Fotocopy pasport dikirim ke panitia lewat email: padangkotaku@ymail.com dan di acc ke: sastriyunizarti@yahoo.com dan aan_mm@yahoo.com paling lambat tanggal 10 November 2011.

4.      Kunjungan ke Malaysia dilakukan pada tanggal 2-5 Desember 2011 (sebelumnya dijadwalkan pada bulan November namun atas permintaan sastrawan Malaysia kegiatan diundur hingga awal Desember).

5.      Panitia menanggung biaya tiket pesawat Padang-Malaysia (PP) serta akomodasi selama kegiatan di Malaysia, kecuali kebutuhan pribadi yang tidak terdaftar dalam rencana panitia. Khusus bagi pemenang yang berdomisili di luar Sumatera Barat, biaya tiket hanya ditanggung dari ibukota negara (Jakarta). Transportasi dari daerah asal peserta ke Jakarta  ditanggung pribadi pihak bersangkutan.

6.      Kunjungan Wisata Sastra ke Malaysia, diantaranya: silaturahim dengan sastrawan negara Malaysia, mengunjungi museum sastra, silaturahim ke organisasi penulis Malaysia dan Penulis Malaka, juga ke KBRI di Malaysia.

Demikian informasi ini kami sampaikan untuk dapat dimaklumi.

Padang, 18 Oktober 2011

PANITIA PENYELENGGARA
IKATAN ALUMNI DON BOSCO (IADB) PADANG

Penanggung Jawab:

1. Dadang Gozali (Ketua Harian IADB)
2. Veridiana Somanto (Sekum IADB)

Ketua Panitia:
Sastri Yunizarti Bakry (Wakil Ketua IADB)

Sekretaris Panitia:
Nita Indrawati (Pemred Buletin Rancak IADB)

Sabtu, 15 Oktober 2011

Pengumuman Pemenang Lomba Cipta Puisi Padang 2011

Inilah saat yang paling bersejarah bagi para peserta Lomba Cipta Puisi Padang 2011 yang karyanya lolos masuk nominasi dan diumumkan siapa pemenangnya.

Panitia penyelenggara dari Ikatan Alumni Don Bosco (IADB) Padang dalam suatu rapat di Padang, Kamis 14 Oktober 2011 bersama dewan juri semi final dan juri final menetapkan nama dan karya puisi terbaik yang berhak meraih hadiah yang telah disediakan panitia. Para pemenang dan karya puisinya diumumkan Jumat 15 Oktober 2011 di blog IADB www.padangdalampuisi.blogspot.com.

IADB berbahagia atas antusias peserta yang mengikuti lomba ini yang dimulai sejak awal Agustus 2011 dan berakhir 30 September 2011 lalu. Sepanjang kurun waktu dua bulan itu, panitia menerima tidak kurang dari 511 puisi karya peserta yang berasal dari Sabang hingga Papua. Bahkan beberapa peserta ada juga yang berasal dari Hongkong, Malaysia, dan negara tetangga lainnya.

Ini sangat memuaskan panitia sebab melebihi target yang diharapkan. Semula panitia mengira peserta yang mengirimkan puisi karya terbaiknya tidak lebih dari 300 judul saja. Tujuan menggairahkan kegiatan tulis menulis khususnya di kalangan siswa dan mahasiswa secara umum tercapai sudah dengan melihat antusias peserta yang cukup tinggi.

Agar lomba ini berkualitas, panitia memilih dewan juri yang berkompeten di bidangnya. Mereka adalah:

1.      Prof. Eka Budianta (Akademisi, Sastrawan ~ Jakarta)
2.      Prof. Harris Effendi Tahar (Sastrawan, Akademisi ~ Padang)
3.      Rusli Marzuki Saria (Penyair Senior ~ Padang)
4.      Pipiet Senja (Novelis ~ Jakarta)
5.      Sastri Bakry (Novelis ~ Padang)
6.      Nita Indrawati (Penulis, Jurnalis ~ Padang)
7.      Veridiana Somanto (Akademisi ~ Padang)
8.      Muhammad Subhan (Jurnalis, Penulis, Novelis ~ Padangpanjang)

Nama-nama dewan juri tersebut di atas yang selama kurun waktu lomba menyimak, mendiskusikan, menilai dan memutuskan karya-karya terbaik buah pena peserta lomba cipta puisi tingkat nasional ini.

Setelah menetapkan 150 puisi terpilih (yang direncanakan akan dibukukan), lalu mengumumkan 75 puisi nominasi, maka inilah nama-nama pemenang dan karyanya yang secara resmi disiarkan hari ini:

PEMENANG UTAMA:

Juara 1
Judul Puisi: Epitaf Arau (Kurnia Hadinata, Pasaman)

Juara 2
Judul Puisi: Padang Kota Tercinta, di Padang Kita Bercinta (Esha Tegar Putra, Padang)

Juara 3
Judul Puisi: Sepasang Puisi di Kota Tua (F. Rizal Alief, Madura)

TUJUH PUISI TERPUJI:

1. Padang, Petang dan Puisi (Hakimah Rahmah Sari, Padang)
2. Cerita Bergambar Padang Buat si Sayang (Karta Kusumah, Padang)
3. Di Pantai Padang, aku Mengingat Beberapa Kejadian (Yori Kayama, Padang)
4. Pantai Purus Tepi Kota (Budi Saputra, Padang)
5. Hikayat Seorang Wanita di Pucuk Bukit (Dedi Supendra, Pariaman)
6. Menulis Kangen; Padang (Dodi Prananda, Depok)
7. Kepada Mandeh (Inung Imtihani, Depok)

Para pemenang berhak mendapatkan hadiah:

PEMENANG UTAMA

Juara 1:
Paket Wisata Sastra ke Malaysia + Uang tunai Rp1.000.000,- + Piagam Penghargaan IADB + Paket Buku

Juara 2:
Paket Wisata Sastra ke Malaysia + Uang tunai Rp750.000,- + Piagam Penghargaan IADB + Paket Buku

Juara 3:
Paket Wisata Sastra ke Malaysia + Uang Tunai Rp500.000,- + Piagam Penghargaan IADB + Paket Buku

PEMENANG “TUJUH PUISI TERPUJI” BERHAK MENDAPATKAN PAKET BUKU DAN PIAGAM PERHARGAAN DARI IADB.

Semula, panitia hanya menyediakan paket wisata untuk juara 1 dan juara 2 saja. Namun, untuk memberikan penghargaan yang tinggi atas gerakan menulis ini, juara 3 juga mendapat kehormatan untuk mengikuti paket wisata sastra ke Malaysia.

Kepada pemenang utama yang diumumkan nama-namanya di atas, diharapkan segera mengurus pasport dan fotocopy pasport paling lambat diterima panitia akhir Oktober 2011 (tanggal 29 Oktober 2011). Fotocopy pasport discan dan dikirim via email: padangkotaku@ymail.com acc ke sastriyunizarti@yahoo.com.  Bila lewat dari tanggal tersebut panitia belum menerima fotocopyan pasport, panitia tidak bertanggung jawab atas paket wisata ke Malaysia.

Panitia menyediakan tiket pesawat udara dari Padang-Malaysia (PP). Sementara pemenang yang berdomisili di luar Sumatera Barat, panitia hanya menyediakan tiket pesawat dari ibukota negara, Jakarta-Malaysia (PP). Akomodasi peserta selama kegiatan wisata sastra di Malaysia ditanggung panitia. Kebutuhan pribadi diluar yang ditetapkan panitia menjadi tanggung jawab peserta.

Perjalanan wisata sastra ke Malaysia direncanakan pada bulan November 2011 (hari dan tanggal ditentukan kemudian).

Sementara penyerahan hadiah akan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2011 di aula Don Bosco Padang dalam suatu kegiatan baca puisi. Seluruh pemenang akan dihubungi panitia lewat telepon dan email.

Demikian pengumuman ini disampaikan untuk dimaklumi. Keputusan dewan juri bersifat mengikat dan tidak dilakukan surat menyurat.

Padang, 15 Oktober 2011

PANITIA PENYELENGGARA
IKATAN ALUMNI DON BOSCO (IADB) PADANG

Penanggung Jawab:

1. Dadang Gozali (Ketua Harian IADB)
2. Veridiana Somanto (Sekum IADB)

Ketua Panitia:
Sastri Yunizarti Bakry (Wakil Ketua IADB)

Sekretaris Panitia:
Nita Indrawati (Pemred Buletin Rancak IADB)


Sumber foto: http://niadilova.blogdetik.com

Sabtu, 08 Oktober 2011

Inilah 75 Puisi yang Lolos Masuk Nominasi

Setelah melalui serangkaian penilaian dan diskusi tentang karya siapa yang laik masuk babak nominasi, akhirnya panitia IADB mengumumkan 75 puisi terbaik di tahapan kedua ini yang secara resmi disiarkan Sabtu, 8 Oktober 2011. Inilah saat-saat yang paling mendebarkan bagi peserta yang puisinya terpilih, apakah nanti akan unggul menjadi pemenang atau cukup berada di tahapan ini saja.

Sekarang, Dewan Juri Final yang terdiri dari sastrawan nasional dan sastrawan Sumatera Barat (berjumlah 7 orang dan nama-nama mereka akan diumumkan bersamaan pengumuman pemenang 15 Oktober 2011, red), sedang bekerja keras memberi penilaian. Sidang Dewan Juri menentukan pemenang akan dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2011 di Padang.

Berikut nama dan karya peserta yang lolos masuk nominasi (nama berdasarkan abjad):

1. Asril Koto (Bayangan September)
2. Alizar Tanjung (Burung Andalas)
3. Aray Rayza Alisjahbana  (Mengenalmu Hanya Sebatas Nama)
4. A’yat Khalili (Padang, Cinta tak Pernah Sirna)
5. Al Hafiz (Serpihan Kenangan)
6. Azwan (Padang Sepanjang Masa)
7. Askar Marlindo (Kota Padangku)
8. Aksan Taqwin (Antara Tisu dan Sapu Tangan)
9. Asrina Novianti (Di Teluk Bayur)
10. Aisyah Istiqamah Marsyah (Pada Padang yang Bercerita)
11. Af Kurniawan (Atas Nama Rendang, Atas Nama Lelaki)
12. Budhi Setyawan (Semalam di Padang)
13. Budi Saputra (Pantai Purus Tepi Kota)
14. Burhanuddin NS (Kado untuk Kota Padang)
15. Bambang Widiatmoko (Kado Cinta Sederhana)
16. Deddy Arsya (Sunting Nias)
17. Deri Ilham (Musim Kenang di Kota Padang)
18. Debi Ayu Lestari (Padang Your Motherland)
19. Desio Isanov (Padang, Cintaku Untukmu)
20. Deni Arifin (Engkau Kota Adalah Cinta)
21. Denny P. Cakrawala (Selepas Membaca Siti Nurbaya)
22. Dodi Prananda (Menulis Kangen; Padang)
23. Dedi Supendra (Hikayat Seorang Wanita di Pucuk Bukit)
24. DG Kumarsana (Camin Taruih)
25. Dedi Oscar Adams (Siti Nurbaya Tak Lagi Nestapa)
26. Esha Tegar Putra (Padang Kota Tercinta, di Padang Kita Bercinta)
27. Diyano Piliang (Peringatan, Cobaan, Hukuman)
28. Fadhli Basya (Menghormati Hari Jadi Kota Padang)
29. Frans Ekodhanto Purba (Empat Wajah Padang)
30. Firman Nofeki (Desau Nyiur Pelabuhan Muara)
31. F. Rizal Alief (Sepasang Puisi di Kota Tua)
32. Fhadilla Amelia (Tanah Harapan)
33. Hendri Nova (Padangku)
34. Heru Joni Putra (Taragak)
35. Hakimah Rahmah Sari (Padang, Petang dan Puisi)
36. Heni Kurniawati (Pengantin Padang)
37. Irfan Syariputra (Tentang Rindu di Tanah Kenangan Kita)
38. Idris Reficul (Senja di Atas Jembatan Siti Nurbaya)
39. Ida Ayu Utami (Saat Padang tak Pernah Sunyi)
40. I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini (Kado Sesloki Air)
41. Inung Imtihani (Kepada Mandeh)
42. Kurnia Hadinata (Epitaf Arau)
43. Kemas Ferri Rahman (Sejumlah Kenangan di Masa Lalu)
44. Karta Kusumah (Cerita Bergambar Padang Buat si Sayang)
45. Kartika Amellia (Kampung Halaman)
46. Latief S Nugraha (Di Serambi Masjid Raya Ganting)
47. Lili Asnita (Sekilas Petang di Padang)
48. Mahatma Muhammad (Serindu Waktu di Kotaku)
49. Miswar Ibrahim Njong (Padang di Suatu Ketika)
50. Meiriza Paramita (Taratak Pengembara)
51. Mugya Syahreza Santosa (Seperti Penyair)
52. Moh. Ghufron Cholid (Panggil Aku Siti Nurbaya)
53. Melisa Asripal (Kepada yang Terkasih, Padang)
54. Muhammad Fadhli (Padang, 7 Agustus 1669)
55. Nur Efendi (Tentang Lelaki di Nagariku)
56. Novita Efendi (Rendang Sang Jargon Padang)
57. Na Lesmana (Di Jembatan Siti Nurbaya)
58. Nidhom Fauzi (Jiwa Padang)
59. Niken Kinanti (Anak Berkalung Tembaga)
60. Pinto Anugrah (Kutinjau Laut Dipandang Padang)
61. Putu Sugih Arta (Aku tak Lupa Rumah Gadang Itu)
62. Rika Silviani (Semarak Kota Padang)
63. Robbi Saputra El Kuray (Senandung Anak Pesisir)
64. Rizki Hardiansah (Makna di Akhir Cerita)
65. Reza Anindita (Godzilla)
66. Silfia Hanani (Kota Padang Dalam Catatanku)
67. Setio Hadi (Es Hadi) (Namaku Malin)
68. Vironika Sri Wahyuningsih (Nostalgia Siti Nurbaya)
69. Wisnhu Bagas Murtolo (Lagu 60-an)
70. Wisman (Jeritan Pengemis Pasar Raya Padang)
71. Wishu Muhamad (Induak Samba)
72. Wayan Sunarta (Kutitip Rinduku)
73. Yunita (Nyanyian Kota Padang)
74. Yori Kayama (Di Pantai Padang, Aku Mengingat Beberapa Kejadian)
75. Zulherma (Orang Kampung)

Rabu, 05 Oktober 2011

Inilah 150 Puisi Terpilih untuk Padang Kotaku!

Dewan juri semifinal Lomba Cipta Puisi Padang sepanjang Rabu, 5 Oktober 2011 di Padang bekerja keras menyeleksi 511 puisi yang masuk ke meja panitia. Dari jumlah itu, dewan juri menetapkan “150 Puisi Terpilih”. Ini tahapan pertama yang dilalui peserta yang karyanya lolos seleksi.

Menurut rencana, ke 150 puisi tersebut akan dibukukan sebagai kado istimewa buat Kota Padang Tercinta yang diprakarsai Ikatan Alumni Don Bosco (IADB) Padang.

Tahap kedua, pada 8 Oktober 2011 nanti akan diumumkan 75 puisi yang masuk nominasi. Semula nominator ditetapkan 50 puisi, namun setelah didiskusikan kembali panitia memutuskan menambah jumlah puisi nominasi yang masuk di tahapan ini. Tentu saja ini kabar gembira sehingga jumlah nominator bertambah dan diharapkan memberi spirit bagi peserta yang beruntung karyanya terpilih kembali.

Tahapan ketiga, 15 Oktober 2011, inilah saat yang paling mendebarkan sekaligus menentukan. Dewan juri final akan mengumumkan 3 puisi pemenang utama, dan 7 Puisi Terpuji yang berhak menerima hadiah yang telah disiapkan panitia penyelenggara, salah satunya paket Wisata Sastra ke Negeri Jiran Malaysia. Hmm...

Berikut nama peserta dan 150 Judul Puisi yang lolos di Tahapan Pertama (nama diurutkan sesuai abjad):

1. Akhyar Fuadi (Sepanjang Padang Sepanjang Kenang)
2. Agus Salim (Duka 7,6 Skala Richter)
3. Ariesadhar (Padang dalam Kenanganku)
4. Asep Syaeful Bahri (Sebuah Kisah Kawan dari Padang)
5. Al Hafis (Serpihan Kenangan)
6. Askar Marlindo (Kota Padangku)
7. Aray Rayza Alisjahbana (Mengenalmu Hanya Sebatas Nama)
8. Azwan (Padang Sepanjang Masa)
9. Arif Budiman (Senja di Tepi Pantai Padang)
10. Andi Markoni (Tersesat Mencari Kota)
11. A’yat Khalili (Padang, Cinta tak Pernah Sirna)
12. Aisyah Istiqamah Marsyah (Pada Padang yang Bercerita)
13. Alex R. Nainggolan (Pasar Sungai Sariak)
14. A. Warits Rovi (Lanskap Sunyi Rumah Gadang)
15. Asrina Novianti (Di Teluk Bayur)
16. Aksan Taqwin (Antara Tisu dan Sapu Tangan)
17. Af Kurniawan (Atas Nama Rendang,Atas Nama Lelaki)
18. Arbi Syafri Tanjung (Padang di Tengah Waktu)
19. Asril Koto (Bayangan September)
20. Alizar Tanjung (Burung Andalas)
21. Budi Saputra (Pantai Purus Tepi Kota)
22. Budi Pamungkas (Rindu Padang di Atas Surga)
23. Budhi Setyawan (Semalam di Padang)
24. Bambang Widiatmoko (Kado Cinta Sederhana)
25. Burhanuddin NS (Kado untuk Kota Padang)
26. Bekti Suratmanto (Sajak Kesaksian)
27. Bambang Subianto (Pedagang Padang)
28. Deddy Arsya (Sunting Nias)
29. Dimas Mahendra (Kerinduan yang Menyentakkan Kami)
30. Dedi Supendra (Hikayat Seorang Wanita di Pucuk Bukit)
31. Desio Isanov (Padang Cintaku Untukmu)
32. Deni Arifin (Engkau Kota adalah Cinta)
33. Diyano Piliang (…Peringatan, Cobaan, Hukuman)
34. Deri Ilham (Musim Kenang di Kota Padang)
35. Dodi Prananda (Menulis Kangen; Padang)
36. Debi Ayu Lestari (Padang Your Motherland)
37. Dedi Oscar Adams (Siti Nurbaya Tak Lagi Nestapa)
38. Denny P. Cakrawala (Selepas Membaca Siti Nurbaya)
39. DG. Kumarsana (Camin Taruih)
40. Esha Tegar Putra (Padang Kota Tercinta, di Padang Kita Bercinta)
41. Edward (Padangku, Padang Kita dan Padang Indonesia)
42. Fatih Kudus Jaelani (Tentang Padang dan Sajak Minangmu)
43. Fhadilla Amelia (Tanah Harapan)
44. Fitri Kumala Sari (Padang di Suatu Senja)
45. Fauzul Izmi (Untuk Bundo Kanduang)
46. Firman Nofeki (Desau Nyiur Pelabuhan Muara)
47. Farida Febriana (Sepenggal Kisah di Sarasah Pak Uruang)
48. F. Rizal Alief (Sepasang Puisi di Kota Tua)
49. Fadhli Basya (Menghormati Hari Jadi Kota Padang)
50. Frans Ekodhanto Purba (Empat Wajah Padang)
51. Gusmarni Zulkifli (Muaro)
52. Hanna Zakiyya (Serpihan di Tanah Padang)
53. Heni Kurniawati (Pengantin Padang)
54. Husnil Khatimah (September Kotaku, Seusai Dua Tahun)
55. Hakimah Rahmah Sari (Padang, Petang dan Puisi)
56. Hifzil Irsyad (Malinkundang)
57. Hendri Nova (Padangku)
58. Hastami Cintya Luthfi (Padang Masihkah Berdendang)
59. Heru Joni Putra (Taragak)
60. Hasduni (Mimpi Kami Terbawa Angin Pantai Padang)
61. Indo Pratama (Padangku Terasang Asing)
62. Irfan Syariputra (Tentang Rindu di Tanah Kenangan Kita)
63. Izzur Rozabi (Untukmu Taman Nirwanaku)
64. Imam Apriansyah (Tapak Malinkundang)
65. Idris Reficul (Senja di Atas Jembatan Siti Nurbaya)
66. Irfan Maulana (Rendang Masakan Padang)
67. Idris Siregar (Menaja Padang)
68. Inung Imtihani (Kepada Mandeh)
69. Istiana Shalihati (Kapas Pada Muara)
70. Ida Ayu Utami (Saat Padang tak Pernah Sunyi)
71. Indra Martini (Padang, Siti Nurbaya Bukan Malin Kundang)
72. I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini (Kado Sesloki Air)
73. Ignatius Dwiana Mulyanto (Paduan Suara Kata dan Nada)
74. Joel Andespad (Kenangan Sepanjang Masa)
75. Kemas Ferri Rahman (Sejumlah Kenangan di Masa Lalu)
76. Kurnia Hadinata (Epitaf Arau)
77. Karta Kusumah (Cerita Bergambar Padang Buat si Sayang)
78. Kartika Amellia (Kampung Halaman)
79. Lina Khoirunnisa (Suatu Hari di Musim Tawa)
80. Lili Asnita (Sekilas Petang di Padang)
81. Latief S Nugraha (Di Serambi Masjid Raya Ganting)
82. Mirdayanti (Ujung Gurun)
83. Muskanedi (Masih Ada Surau)
84. Mahdi Idris (Kota Padang, Muasal Kenangan Uda)
85. Miftakhul Jannah (Batu Malin Menangis)
86. Mona Lisa (Padang Tercinta)
87. Muhammad Fadhli (Padang, 7 Agustus 1669)
88. Meiriza Paramita (Taratak Pengembara)
89. Miswar Ibrahim Njong (Padang di Suatu Ketika)
90. Moh. Ghufron Cholid (Panggil Aku Siti Nurbaya)
91. Mahatma Muhammad (Serindu Waktu di Kotaku)
92. Melisa Asripal (Kepada yang Terkasih, Padang)
93. Muhammad Taufiqurrohman (Pernik Alam Kota Padang)
94. Mugya Syahreza Santosa (Seperti Penyair)
95. Nyi Penengah Dewanti (Padang Menggulung Kenangan)
96. Nur Efendi (Tentang Lelaki di Nagariku)
97. Na Lesmana (Di Jembatan Siti Nurbaya)
98. Novita Efendi (Rendang Sang Jargon Padang)
99. Nazatul Nadira (Padangku Melambai)
100. Nidhom Fauzi (Jiwa Padang)
101. Niken Kinanti (Anak Berkalung Tembaga)
102. Oktaviany (Doa, Padangku)
103. Pinto Anugrah (Kutinjau Laut Dipandang Padang)
104. Putut Sumbardo (Mengerti)
105. Putu Sugih Arta (Aku tak Lupa Rumah Gadang Itu)
106. Rahmi Intan Jeyhan (Mengantar Mandeh Pulang)
107. Rizki Saputra (Surat untuk Kotaku)
108. Ryan Syair (Sajak untuk Kamu II)
109. Silviani (Semarak Kota Padang)
110. Rahmizakia Rifka (Aku Rindu Mak, Teramat Rindu)
111. Robbi Saputra El Kuray (Senandung Anak Pesisir)
112. Rasnel Fahmi Irsyad (Bangkitlah Kau Negeriku Padang)
113. Rifat Khan (Perempuan Padang)
114. Ramoun Apta (Padang)
115. Reski Kuantan (di Pantai Air Manis)
116. Rizki Hardiansah (Makna di Akhir Cerita)
117. Ratna Wahyu Lestari (Kutemukan Teduhku di Kota Padang)
118. Riyadi Marshall (Tarian Kota Padang)
119. Renda Septiani (Teluk Bungus)
120. Rosikhul Iman (Mandi Hikmat)
121. Reza Anindita (Godzilla)
122. Ramli Oktapiadi Simanjuntak (Ketika Padang Berzikir)
123. Rasyid Suryana (Gadis Kampung Batung dan Pinangan serta Kenangan)
124. Santi Ela Sari (Tak Usah Lagi Kau Berulah Padangku Sayang)
125. Sari Fitria (Panggung Siti Nurbaya)
126. Sukron Sugandi (Saluang)
127. Setio Hadi (Es Hadi) (Namaku Malin)
128. Sujud Arismana (Meripih Hening di Kota Padang)
129. Suguh Kurniawan (Kecup Terakhir Buat Amak Tilas di Teluk Bayur)
130. Suhariyadi (Kusebut Namamu karena Mamakmu)
131. Suantoko (Wejangan Mamak)
132. Silfia Hanani (Kota Padang Dalam Catatanku)
133. Tris Anova Arlim (Tembang Rindu Kota Perantau)
134. Tubagus Rangga Efarasti (Lelaki yang Merindukan Ranah Minang)
135. Thoni Mukharrom I.A (Cerita Ibu Saat Menidurkanku)
136. Ummu Fatimah Ria Lestari (Menghadang Tanpa Persahabatan)
137. Vironika Sri Wahyuningsih (Nostalgia Siti Nurbaya)
138. Wisnhu Bagas Murtolo (Lagu 60-an)
139. Windu Mandela (Membasahi Zaman)
140. Wahyu Saputra (Bingkuang Kotaku)
141. Wishu Muhamad (Induak Samba)
142. Wisman (Jeritan Pengemis Pasar Raya Padang)
143. Wayan Sunarta (Kutitip Rinduku)
144. Yori Kayama (Di Pantai Padang, Aku Mengingat Beberapa Kejadian)
145. Yunita (Nyanyian Kota Padang)
146. Yuliani (Padangku)
147. Yuka Fainka Putra (Folklore Urban Siti Nurbaya)
148. Yudi Gunawan (Negeri Rantau)
149. Yadi Alfateh (Selamat Pagi Ibu)
150. Zulherma (Orang Kampung)

Senin, 03 Oktober 2011

Menjelang Pengumuman Pemenang Lomba Cipta Puisi Padang 2011


Siapa sangka bila antusias peserta mengikuti Lomba Cipta Puisi Padang 2011 cukup tinggi. Ini sangat menggembirakan kami—pengurus Ikatan Alumni SMA Don Bosco (IADB) Padang—sebagai pihak penyelenggara. Dalam waktu relatif singkat, 2 bulan, puisi yang masuk ke email panitia berjumlah 511 judul dengan jumlah peserta 343 orang.

Lomba Cipta Puisi ini digelar atas dasar cita-cita luhur pengurus IADB Padang untuk memberikan apresiasi dan menumbuhkan kecintaan terhadap karya sastra khususnya puisi. Tema Padang diambil untuk mengingatkan kembali masyarakat Indonesia bahwa di kota yang rancak itu pernah lahir dan tumbuh peradaban kesusasteraan yang mewarnai dunia sastra Tanah Air. Roman Siti Nurbaya karangan Marah Rusli mewakili karya sastra yang lahir di kota itu dan cukup melegenda hingga kini.

Lomba ini bertujuan untuk menyebarkan semangat menulis puisi khususnya di kalangan siswa dan mahasiswa agar tumbuh kecintaan mereka menulis karangan. Beberapa sastrawan mengeluhkan banyak siswa yang rabun membaca dan pincang menulis. Mudah-mudahan, dengan melampaui target jumlah peserta lomba ini (semula hanya ditargetkan 300-an puisi, pen) kecemasan akan lemahnya budaya baca buku dan menulis karangan dapat terobati. Dan, melihat jumlah peserta yang sangat banyak, kami optimis budaya menulis tetap tumbuh di kalangan masyarakat Indonesia khususnya siswa dan mahasiswa. Maka, lomba ini menjadi salah satu cara memberikan wadah kepada mereka serta mencari penulis berbakat yang kemudian hari dapat kita nikmati karya-karya fundamental yang lahir dari tangan mereka.

Pasca ditutupnya penerimaan naskah Lomba Cipta Puisi Padang (deadline 30 September 2011), saat ini dewan juri sedang bekerja keras menilai dan memilih karya-karya terbaik dari peserta. Penjurian sangat ketat. Kami berharap karya pemenang benar-benar sesuai yang diharapkan, baik bobot isi maupun kualitas puisi yang ditulis. Makanya kami memilih dewan juri yang cukup berkompeten di bidangnya yang diakhir lomba nanti akan kami umumkan nama-nama mereka.

Dalam menentukan Pemenang Utama kami lakukan beberapa tahap, yaitu (bila tidak halangan), pada 5 Oktober 2011, akan kami umumkan 150 puisi pilihan yang direncanakan akan dibukukan. Pada 8 Oktober 2011 kami umumkan 50 Puisi Terbaik yang masuk nominasi. Dari jumlah 50 puisi itu, dewan juri final nantinya akan memilih 3 Pemenang Utama, dan 7 Puisi Terpuji. Sementara, 40 puisi lainnya otomatis akan diterbitkan menjadi buku antologi “Padang dalam Puisi” dengan total puisi 150 judul.

Secara umum, puisi-puisi yang dikirim peserta bernilai baik dan sesuai tema. Tentu nilai terbaik dewan jurilah yang berhak mengumumkannya.
Panitia dengan didukung sejumlah sponsor, telah menyediakan sejumlah hadiah menarik buat para pemenang, yaitu:
Juara 1:
Paket Perjalanan Wisata ke Malaysia + Uang tunai Rp1.000.000,- + Piagam Penghargaan + Paket Buku

Juara 2:
Paket Perjalanan Wisata ke Malaysia + Uang tunai Rp750.000,- + Piagam Penghargaan + Paket Buku

Juara 3:
Uang Tunai Rp500.000,- + Piagam Penghargaan + Paket Buku

TUJUH PUISI TERPUJI AKAN MENDAPATKAN HADIAH PAKET BUKU DARI SPONSOR.
PANITIA PENYELENGGARA
IKATAN ALUMNI SMA DON BOSCO PADANG

Penanggung Jawab:

1. Dadang Gozali (Ketua Harian IADB)
2. Veridiana Somanto (Sekum IADB)

Ketua Panitia:
Sastri Yunizarti Bakry (Wakil Ketua IADB)

Sekretaris Panitia:
Nita Indrawati (Pemred Buletin Rancak IADB)

Sumber foto: http://niadilova.blogdetik.com

Jumat, 30 September 2011

Puisi Putri Nadia Afri

PUTRI NADIA AFRI, lahir di Pariaman 1 November 1991. Memiliki dua orang saudara, memiliki satu ayah (alm.) dan satu ibu. Beragama Islam. Saat ini sedang melanjutkan belajar di Universitas Negeri Padang, semester 3 jurusan Sastra Indonesia. Alamat di Padang Jalan Puyuh No. 7 Air Tawar (Asrama Putri Catelya).

FATAMORGANA YANG NYATA

Rangkaian kata terucap di bibir
Ketika melihat semuanya
Disaat mendatangi tempat ini
Begitu banyak keindahan yang terpajang di tempat ini
Pembagian yang begitu alami
Tidak dapat dibayangkan keindahan itu dengan ucapan
Kedatanganlah yang menjadi buktinya

Padang……
Kata itu yang menjadi tempat pertamaku
Dan menjadi tempatku saat ini
Fatamorgana yang terlihat kini menjadi butiran keindahan
Yang jika dikumpulkan akan sangat banyak kealamiannya

Sebagian tempat yang kudatangi sudah menjadi kebanggaan diri
Disini tempat terindah yang kudatangi
Kerlipan lampu malam setiap jalan
Menambah semarak kota ini
Karena tempat ini sangat terlihat berharga jika malam tiba
Kealamiannya begitu nyata

Sungguh karunia tuhan yang maha dahsyat
Atas restu-Nya aku dibawa kesini
Ku nikmati tempat ini
Kurasakan angin pagi yang datang
Berbahagialah menjadi bagian dari ciptaan ini

Fatamorgana itu telah nyata
Fatamorgana itu telah ada di depan mata
Bisa dinikmati dengan lapang dada
Terasa hangatnya…..

Padang Membawa Cerita
Kisah itu yang memulai keindahan
Penjajahan yang berkepanjangan
Saling merebut kekuasaan
Setiap ego dipertahankan

Datang sebuah kisah
Diawali dengan kawin paksa

Ya….
Itulah Siti Nurbaya
Kisah dari padang
Yang telah membantu
Memudarkan kekuasaan yang berkepanjangan
Peningkatan karya-karya indonesia
Padang memulai semuanya
Kota sastra yang indah bagi saya
Kisah itu patut dijadikan kebanggaan padang
Berbahagialah kita
Tunjukkan senyuman lebarmu

Puisi Sujud Arismana

SUJUD ARISMANA, nama pena dari Pujiono Slamet. Kelahiran Blora 8 Agustus 1981. Tinggal di Pekanbaru, menulis puisi, cerpen, dan novel. Aktif di FLP Pekanbaru dan bergiat di Komunitas ALINEA Pekanbaru.

MERIPIH HENING DI KOTA PADANG

kubilas jeritmu
yang tak kunjung redam
mengerang-erang
gaduhkan duniaku

darahmu teralalu anyir
menyesak rasaku
melibihi wirama sendu
yang melebam

pohon dan ranting
laun-laun mengering
dekam kematian
yang berkarat

rumah gadang kita
                        dan taman siberut kita
                                    telah kejang
                        membelai jerit tangismu

                                    kulepar selindap tirta
                        yang menggegar
                        mentawai
                        renggut akar jiwa
di sebatang arau
yang terpiuh

mengapa harus ada gempa?
jika pelipur laramu
meracaukan
kampung monte
yang hilang!

Tuhan..
masih kusimak
mayat-mayat hening
yang bertapa kaku
di nagari-Mu
bermuka masam
dengan seluang pilu
bertalu-talu

Pekanbaru, September 2011

SEKERLIB MATA NURBAYA

: Siti Zakiah Nuraini

kibasan angin
menyambar teluk bayur
menanam tilas-tilas
sang malin kundang
yang membatu

segera kugoreskan matahari
di puncak singgalang
memikat burung kedasih
yang gusar
merekat cinta sepuh

ranah minang…!
kukenali kau
lewat catatan khusuk
anak rantau
sepelik isyarat Tuhan
yang merecah
di bukit padang

tidakah terwatas rupamu
menjangkau 
pantai air manis
yang tersendat
membelai risak ajalmu

musik talempong
dan tarian piring
masih mengendap,
di ubun-ubunku, sayang?

Tolong…
kembalikan sekerlip
mata nurbayamu
yang pernah kunikmati
bersama sajak-sajak gempa
sebelum tuntas merincis
kenangan di kota debu

Pekanbaru, September 2011