Kamis, 25 Agustus 2011

Puisi Deni Arifin

DENI ARIFIN, lahir dan tumbuh besar di Kota Padang. Dilahirkan di Tanah Beroyo pada tanggal 1 Mai 1981. Selesai Kuliah di Universitas Andalas lalu merantau ke lain samudra dan ke lain pulau, dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik, dari Pulau Andalas Ke Pulau Borneo. Mencoba menguak misteri rantau batuah di ranah urang, Balikpapan. Bekerja sebagai Technical Assistant pada PT Kalimantan Prima Services Indonesia. Tahun 2004/2005 pernah menulis puisi dan cerpen yang di muat di Harian Lokal Sumatera Barat. Saat Kuliah aktif menulis pada Department Jurnalistik HIMASEKTA.

ENGKAU KOTA ADALAH CINTA

Wahai Kota, 
engkaulah surau di mana mimpi-mimpi pernah bersangkut paut pada doa sujud dan doa kanak-kanak selesai mengaji
engkaulah singgasana rumah gadang di mana cagar kultur dan pelangi tradisi indah bersanding
engkaulah halaman rumah di mana tepukan celana randai, gurindam dan saluang perlambang harmoni bersuara

Wahai Kota,
engkaulah karunia cinta kasih kami yang tersyukurkan dalam zikir khidmad
atas hikayat yang tergurindamkan dalam keras suara nafas para pelaut pada ganas sapuan gelombang
atas peradaban yang mengalir pada nadi para taipan pengembara singgah
dan atas jiwa yang terbangun dari keringat dan darah para pahlawan negri
bertaut nostalgia pada gedung-gedung Belanda lama, klenteng merah, mesjid India
dan Arau tepian samudra, muara tempat arus tak pernah kalahkan nyali kami para pendayung perahu naga

Wahai Kota,
jika engkau cinta kasih, engkau jugalah duka kini
yang tertulis pada hitam lumut dan rapuh bangunan bersejarah
yang terpahat pada kusut jejak pejalan kaki pada trotoar-trotoar yang menghitam cakrawalanya

Wahai Kota,
ingin kami syairkan bahwa kini dalam kebaharuan engkau kota adalah janji
engkaulah janji sang pukat pada sampan-sampan nelayan
enkaulah janji putaran roda bendi pada gemeretak letih sepatu kuda
engkaulah janji pundi-pundi pada  pelataran kaki lima di bawah-bawah naungan mall dan plaza mewah
engkaulah janji papan tulis pada cita-cita bangsa untuk bangun  jiwa raganya
engkaulah janji di depan kitabullah, di depan tugu pahlawan, di depan bendera
serupa sumpah yang sayut-sayut sampai

Wahai Kota,
jika engkau restu dalam lautan sati, maka engkaulah labuhan tempat kami kembali
jika engkau restu dalam rantau batuah, maka engkaulah ranah tempat kami mengabdi
karena engkau adalah cinta

Ode Untuk Kota Padang. (Ranah Rantau Balikpapan, 23 Agustus 2011.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar