Minggu, 21 Agustus 2011

Puisi Mila Handiyani

MILA HANDIYANI, lahir di Sumedang, 4 Nopember 1990. Mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Sumedang, Jawa Barat. Tinggal di Dusun Narongtong RT 01, RW 03, Desa/Kelurahan Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang 45363, Jawa Barat.

SAJAK PADANG DI MUSIM LALU

Senja menguning di pelabuhan,
Syarat mata kan segera tertutup
Kabut-kabut sore enggan beranjak,
Masih menyisakan daun yang berguguran
Camar kini melayang tinggi menembus setiap ruang
Dalam hati dalam jiwa
Dulu aku masih disini, teringat bersama mereka
Menjerit dan berlari, merasa sakit yang tak biasa
Gemuruh ombak di pantai biru
Dalam sekejap merayap-rayap
Menghapus keindahan di permadani negeri
Ya, Indonesia di kota Padang, terluka oleh bencana
Lalu… waktu kian berlalu
Suara merdu tidak terdengar lagi, hanya nafas yang tersisa
Dari seorang gadis yang berkencan dengan matahari dilangit nusantara
Kini sepanjang perjalanan itu tampak senyap
Menyaksikan alam berbisik, hatiku rasanya takut
Di antara puing yang tidur lelap, aku dan setangkai mawar putih
Bercerita tentang Padang tercinta,
Bunga Ini, memang terlalu kecil untuk dipersembahkan kepadamu
Tapi yang ku maksud bukan karena itu,
Aku ingin Kota ini kambali, dan cinta ini kian bersemi
Bersama senyum merekah dibawa bayang-bayang cahaya
Tentang jawaban kata Tuhan tentang kisah yang sulit
Doa ini ku ucap khusyuk, untuk bapak yang terkubur disini
Dan ini, setangkai mawar putih sebagai bagian terindah dari keadanmu yang dulu
Meski sekarang masih tergenang duka yang dalam, tidak ada alasan untuk tak bangkitlah kembali,
Menyambut mentari yang tersembunyi di ujung fajar
Sampai nanti dunia tahu, tentang kita
Bahwa:
Kemarin kita memang terluka, namun esok kita pasti bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar