ALFIAN JAMRAH, lahir di Padang pada 17 September 1966, lama tinggal di Padang. Menulis pada berbagai surat kabar/majalah di Padang dan Jakarta. Upaya mendapat engalaman dan mencari ilmu: APDN Bukittinggi, Unibraw Malang, Unand Padang, University of Canberra Australia, New Horizons India, Inggeris, Belanda, Malaysia, Singapore dan Saudi Arabia.
KEMBALIKAN PADANGKU
Kembalikan Padangku …
Padangku yang dulu bergairah, ramah penuh berkah
Padangku yang dijuluki kota pendidikan pusat budaya bangsa
Kembalikan Padangku …
Yang dulu punya terminal Goan Hoat dan Lintas Andalas di kuburan Cina
Yang ada Pasar Raya di Kampuang Jawa tempat ibu-ibu berbelanja
Yang punya lapangan Dipo dan taman Melati punya patung Sang Walikota
Kembalikan Padangku yang kehilangan warna
Pantainya dipenuhi payung-payung setengah tiang tempat bercumbu ria
Ada pula taksi malam yang mencari mangsa
Ditemukan juga tari striptis di balik gemerlapnya malam
Bukik Lampu tempat remaja mengadu asmara
Di Padangku tidak ada lokalisasi tetapi terjadi prostitusi
Kembalikan Padangku ...
Padangku kota tercinta kujaga dan kubela
Padangku yang dulu penuh senyum bersahaja
Tempat dulu aku jalan pagi dari Muara ke Air Manis di gunung Siti Nurbaya
Tempat di mana saudaraku berfoto gaya di depan gedung-gedung tua
Yang dulu aku makan kampiun di bopet Irama
Atau makan siang dengan rendang Purnama
Yang paling asik melepas dahaga minum cendol Patimura
Sesekali nonton bioskop di New Rex di Pondok sana
Padangku ditinggal warga
Pasar Raya sumpek tak punya arena
Jamaah masjid Taqwa dibisingkan klakson angkutan kota
Pedagang kaki lima terbirit-birit dikejar penjaga kota
Sedangkan terminal antar kota berserakan ada di mana-mana
Padangku yang damai apakah masih ada ...
Subuh Mubabarokah sudah menggema
Lomba Asma ul Husna juga membahana
Perahu Dragon Boat menukar kedudukan sampan Palinggam
Ternyata di Tunggul Hitam juga sudah tidak ada pacu kuda
Padang Fair bukan untuk rakyat jelata hanya bagi orang berpunya
Semen Padang apakah juga masih tegak bangga
Taman Budaya tempat para seniman sedang bermuram durja
Karena hanya dijadikan ajang belanja yang dibungkus pekan budaya
Namun banyak juga warga ke plaza membelanjakan uang yang tidak seberapa
Ikut-ikutan meniru orang kaya
Padahal uang itu didapat dari mengayuh beca atau mengatur parkir seenakya
Angkot dan bis kota membelah kota dengan musik neraka mengancam nyawa
Padangku ditimpa bencana sangat merana
Gempa sudah menghancurkan dan memporakporandakan kota
Masih ada rumahnya di gubuk penampungan sementara
Anak-anak belajar di ruangan tak berdinding diintip cahaya
Perkampungan saudara kita di Pondok juga terkena
Tapi hingga kini shelter belum juga ada
Jalan evakuasi juga belum seberapa
Sementara itu bencana akan hadir di mana-mana dan tidak tahu kapan datangnya
Padangku ingin bangkit menjadi kota metropolitan
Pasar dibangun bertingkat-tingkat
Terowongan panjang akan ada membelah kota
Padang Bay City entah bagaimana nasibnya
Pusat pemerintahan akan diboyong ke Aia Pacah agar terhindar dari bencana
Tapi warga ditinggal di kota lama dengan segala problemanya
Rakyat lebih banyak di bagian utara yang terancam bencana gempa
Tapi jangan lupa rakyat di Nanggalo dan Pauh sana
Juga rakyat yang ada di Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung
Termasuk rakyat di Bungus serta Kuranji sana
Jangan sampai mereka berkata : lah abieh padie dek jawie, baa lai ko ne
Padang kotaku tercinta
Pasti akan kujaga dan kubela
Tidak perlu menjadi kota besar tetapi menghilangkan nilai-nilai rasa
Aku ingin ingin hidup damai bersahaja penuh suka
Yang tepenting tidak ada lagi striptis yang memalukan ranah tercinta
Kita hampir putus asa, rasanya tidak perlu lagi ABS – SBK
Padang pintu gerbang negeriku, etalase budayaku
Aku masih bangga menjadi warga kota, tempat lahirku dari sang ibunda
Padangku mari kita bangkit bersama berangkulan meraih asa
Kembalikan Padangku ...
Kembalikan Padangku ...
Kataku, kembalikan Padangku ... !
Padang, 17 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar