FIRA AL HAURA, merupakan nama pena dari Shiti Maghfira. Dara kelahiran Banda Aceh, 22 Mei 1996 ini menetap di Banda Aceh bersama orangtuanya. Saat ini, Fira Al Haura sedang menempuh pendidikannya di SMA Negeri 3 Banda Aceh. Ia pernah memenangkan juara cipta puisi tingkat nasional di Istana Bogor, Jawa Barat tahun 2009 yaitu juara harapan 3 dan juara cipta puisi tingkat nasional di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali tahun 2010 yaitu juara harapan 2. Di Banda Aceh, ia juga pegiat disebuah komunitas, yaitu Komunitas Menulis Jeuneurob. Beberapa puisinya sudah dimuat di beberapa koran lokal Aceh, seperti Harian Aceh dan Serambi Indonesia. Serta sebuah tabloid universitas, Tabloid DETaK Unsyiah.
SAJAK MINANGKABAU
Ombak bergulir
menghempas pesisir
ranah minang yang
bergejolak
mengindahkan kota luas
di negeri para puisi
Kata yang telah hancur
pecah berkeping-keping
menjadi pelangi yang
dilukiskan dari puing-puing
menjadi peradaban yang
terungkap pada dunia. Menghidupkan sajak
Bermula dari
Pantai Artadan Kata
megah, indah dengan cinta,
bermainkan lumba-lumba
naungi samudera dengan damai
lukiskan pesona alami
yang tak dapat menutup mata darinya,
ada ketenangan yang terasa dari
buih lautannya
Tapi, semesta jua tak bisa sendiri,
berdiri
alam butuh irama sejuk
hantarkan peluh pada mimpi
di tahta Padang Panjang
hm,
nusantara punya raja kemerdekaan, bukan?
ya,
pernah menggema seantero negeri,
dari istana barat hingga manikam timur,
Bung Hatta,
ya, di dalamnya terdapat ilmu dan
kekokohan yang abadi,
Taman Hutan Raya Bung Hatta
Daerah penuh bintang bertabur sinar
terbatasi oleh dua tiang petinggi langit
berhamburan segerombolan serigala yang
kadang memaksa,
Singgalang dan Merapi
menyelimuti Bukit Tinggi
Langit penuh warna
dengan sastra dan melodi,
percikkan segala warna yang
tercurah pada rinai hujan,
mengalir penuh rindu menuju
Ngarai Sianok
jua tertulis pada Batu Sangkar
yang menepi pada kota Gadang,
bumi Minangkabau
Banda Aceh, 29 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar