Jumat, 30 September 2011

Puisi Inung Imtihani

INUNG IMTIHANI, kini tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Beberapa sajaknya memenangi sayembara puisi, di antaranya yaitu juara pertama Lomba Cipta Puisi Pena Santri (Komunitas Pena Santri, 2010), juara pertama Lomba Cipta Puisi Simposium Internasional V “Dari Jakarta Hingga Jalur Gaza” (SALAM UI, 2011), dan juara ketiga Lomba Menulis Puisi untuk Cinta dan Kasih Ibu (diselenggarakan oleh Hanna Fransisca, nomine Khatulistiwa Literary Award 2010). Beberapa karyanya juga dimuat dalam antologi puisi Jalan Pulang (2010), antologi Puisi Kasih Tanah Biru Segi (2010), dan Kepingan Kehidupan (2011).

KEPADA MANDEH

di pasir ini zaman telah mencuri kaki-kaki kita. Mandeh. kau tahu
benar, menuju laut di tulang dadamu, aku kembali. pasang dan surut
bertukar sapa pada bulan yang mencatat setiap kelahiran. hingga
kapal besar ini terseret gelombang dalam matamu.

segala keterasingan akan tumbuh sebagai yang tak berkesudahan.
akan kujaga tepian laut ini seperti isi rahim yang kau sembunyikan
dari rasa dingin. malam telah habis sebagai lauk bagi sepi. satu hal
yang kukirim padamu dari atas kapal: jadikanlah aku batu agar
aku abadi bagimu.

jika kemudian orang-orang bercerita tentangku, Mandeh, tak perlu
kau katakan siapa yang dusta. aku selalu dapat menjumpaimu di kota
ini. keterpisahan dan perjumpaan akan kita simpan. seperti orang
yang setia dengan ceritanya sendiri tentang kutukan.

rahimmu tercatat pada sebuah batu. di mana aku tak pernah mati. di
mana cinta mengabadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar