RAMLI OKTAPIADI SIMANJUNTAK, memiliki nama pena “UCILACIL”. Pria kelahiran Pekanbaru, 20 Oktober 1991 ini sedang aktif kuliah di UNDIP Fak Tek. Kimia 2010. Ketertarikan dalam menulis, terlebih puisi menjadikan dia pribadi yang sering sekali melamun sambil menatap langit. Kini berdomisi di Semarang, tepatnya di desa tembalang, banjarsari. Jln Gondang Raya Gg Patlot I.
KETIKA PADANG BERZIKIR
Zaman abu-abu saat mereka mengebu-gebu
Meneriakkan jiwa hentakan bambu
Teriakan senjata urung bergeming
Mengisi malam derita di kota padang
Tembok tua dinding mengelupas
Tanda juang melepas takut
Malam dingin menyayat tulang
Rempah-rempah melepas sunyi
Pecahan ombak mulai bergeming
membawa cerita di pelabuhan Teluk Bayur
Kapal asing mengetuk bara
Membuka tabir perang bersahaja
Pikirin tenang kembali berlayar
Membaca gerak menulis langkah
Raga kosong terbang melayang
Membawa badan ke kota Padang yang indah
Duka senja tak urung menguat
Mengalahkan raga yang mulai tersenyum
Tangan-tangan kecil mulai bertunas
Merajut sejarah tabir mengiringi
Malam senja membuka wajah
teriakan ombak memecah sunyi
Negeriku, Padang mulai bergeming
Serentak jiwa mulai menengadah
Membuka tangan melepas doa
Terbangkan layang di langit gelap
Serambi Mekkah kini kembali
Menguatkan jiwa dingin memudar
Padang mulai mengahadang
Membuka jalan ranjau kutendang
Gadis senja engkau kupandang
Nyanyian merdu senantiasa kudendang
Langit senja mengakhiri jemari
Bersama Padang yang mulai berzikir
Kutuai pinta dalam asa Illahi
Semoga Padang indah permai
Di mata insan yang saling berdamai
SEMILIR ANGIN DI PADANGKU
Tabir suci membela pagi membuka mata menuai syukur
Menengadah langit memulai sujud memohon ampun
Berurai tangis demi tanahku, Padang...
Membasahi tanah hangat kuharap
Jembatan doa demi negeriku
Semilir angin di serambi Mekkah
Kucoba menatap indahnya meraba
Ukiran cinta sang abadi melukis cerita
Meski lautan membungkam daratan
Memecah ombak padang menderai
Jembatan doa tak urung bercerai
Semilir angin di serambi Mekkah
Tubuh-tubuh basah menapaki tanah
Membuka mata mengulur tangan
Isak tangis memohon kasih
Melambaikan tangan mengusap wajah
Jembatan doa menggunung kokoh
Semilir angin di serambi Mekkah
Utara menutup malam mengajak selatan
Membuka wajah rembulan turut
Memulai cerita lembaran senyuman
Tangan dingin melepas hangat
Menata alam perlahan kubangun
Semilir angin di serambi Mekkah
Berdiri di sini tiada kutakut
Merajut mimpi perlahan kuturut
Membangun negeri selalu kuikut
Melukis senyum di balik kemelut
Padang yang indah tak akan bergelut
Demi misi suci di serambi Mekkah
Semilir angin di serambi Mekkah
Kota Padang melepas wajah
Mengajak dunia berbagi sahaja
Demi tanah tempat insan belajar
Membangun negeri bersama-sama
Hanya di sini, Negeriku, Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar