Jumat, 30 September 2011

Puisi Revika Niza Artiyana

REVIKA NIZA ARTIYANA, lahir di Kulon Progo, 23 April 1995. Tinggal di Mabeyan, Karangsewu, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta. Saat ini sekolah di SMA Negeri 1 Bantul kelas XI. Cita-cita ingin menjadi dokter.

TOREHAN DARAH BERUJUNG EMAS

Padangku. . .
Tiadalah asa bagimu masa dulu kala
Tetapi kini asa itu datang menuju kotamu
Kota sejarah
Kota siti nurbaya
Kota malin kundang
Kota tsunami
Dan kini menjadi kota yang baru
Kota yang terang
Kota yang penuh harapan
Seakan bangun dari tidur panjang
Seakan terbebas dari mimpi buruk
Mimpi  buruk yang membelenggu ribuan jiwa
Mimpi yang haus kekuasaan
Kekuasaan yang haus penderitaan
Dan penderitaan yang haus cucuran darah
Padangku. . .
Tiada kata lain bagimu
Tiada seruan lain bagimu
Dan tiada bisikan lembut untukmu
Selain bangunlah wahai Padangku
Kobarkan apimu
Tegakkan kotamu
Kota yang berpondasikan atas jiwa yang suci
Jiwa yang kuat nan tangguh
Kota yang bertubuhkan semangat juang
Pantang menyerah
Kota yang berkepala asa
Asa nan suci untuk negeri
Asa yang membebaskan setiap insan
Setiap ruh yang berjiwa
Dan asa yang yang mengubah gelap
Menjadi sebuah mimpi yang terang bersinar
Asa yang mengubah merahnya darah
Merahnya torehan pengorbanan yang kian agung
Yang mengucur bercampur keringat
Dan kini meninggalkan torehan lama
Yang berujung emas yang menawan
Yang memukau setiap hati dan sanubari
Padangku. . .
Teruslah berjuang wahai Padangku
Selamatkan Ibu Pertiwi ini
Dan percayalah
Torehan darah itu
Akan berujung emas nantinya

PADANG PUN TERSENYUM

Tahukah kamu sedang apa dia?
Kenapa gerangan ia tersenyum?
Dia tersenyum karena indah
Panorama Pelabuhan Muara pada sehiliran Batang Arau yang begitu menawan
Tak ada yang tau juga
Indahnya lagu yang tercipta atasnya menentramkannya
Teluk Bayur namanya
Lagu yang mengagungkan teluk miliknya
Tersenyum pula ia karena mereka
Mereka yang bersedia singgah di tempatnya
Duduk manis di patung malin kundang
Yang menjadi cerita lama akan ia
Yang berdiri di tengah pantai
Pantai Air Manis namanya
Semanis senyumnya
Semanis tubuhnya yang berdiri kokoh di tengah bumi
Semua itu membuatnya tersenyum
Bukannya ia sombong
Tapi ia bahagia
Ternyata ia masih mempunyai banyak asa
Asa yang besar walau pernah tampak kecil
Semua itu miliknya
Pantai. . .
Resort. . .
Pelabuhan. . .
Taman. . .
Itu semua yang membuatnya tersenyum
Tersenyum bahagia
Akan kebesaran-Nya
Yang telah memberikan semua untuknya
Terutama senyuman itu
Senyuman yang bahagia
Yang penuh syukur lagi ikhlas   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar