Jumat, 30 September 2011

Puisi Arbi Syafri Tanjung

ARBI SYAFRI TANJUNG, lahir di tanah melayu Deli “Medan” 6 Februari 1981. Menghabiskan dan mengisi waktu ditempat yang sama hingga tahun 2007. Mulai sibukkan diri dengan dunia Baca TUlis (BATU) sejak menjalani studi S-1 di Universitas Negeri Medan 2002-hingga sekarang. Menyenangi dunia sastra-sejarah dan agama. Mulai berani mengirimkan tulisan ke surat kabar lokal Sumbar sejak pindah ke kota “Fort De Cock” Bukittinggi. Sebelumnya menetap di daerah Sipirok. Sekarang bertugas di pesantren tertua di Sumatera Barat (Pesantren Sumatera Thawalib Parabek-Bukittinggi). Menyukai dan gemar membaca karya Pramoedya Ananta Toer.

PADANG DI TENGAH WAKTU

Sebelum tapak kaki dan roda bus AKAP itu berhenti disini
Tahuku Tentangnya hanya lewat kertas-televisi dan terkadang dari lidah insan
Di penghujung deretan hari Februari 2005
Nikmat gesekan roda yang memijak-mijak aspal dan jalan raya yang pernah di rintis Tuan Guntur 1808-1811
Mengawaliku untuk kemudian tiba di kota Siti Nurbaya
Tahu apa aku tentang kota ini?
Entahlah
Limau manih-hitungan kilometer yang kecil menuju kampus megah Andalas
Tempat itu ,pertamaku ada di bumi Teluk Bayar nan di iramakan.
Ditengah waktu dari Bali menuju Medan itu aku tahu,TAHU….ini PADANG
Dua puluh tiga Juli dua ribu sebelas dikotak indah Roemah Boedaja Fadli Zon
Menarik dan Menyentak Paksa,Padang adalah nama yang WAJIB untuk ku aksarakan
Adalah Lisan Ayahanda Novelis Muda Sumbar Novita Mardhiyan MZ yang mematiknya
Kali ni meski di penghujung waktu September
Padang tetaplah padang yang ada di tengah waktu
G 30 S itu dan G 30 S hari ini adalah Sejarah Untuk kota ini
PADANG

Di Tapak Singgalang nan Iba Menatap Merapi yang Terbatuk,30 Sseptember 2011 jam 14:46 Wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar