Jumat, 30 September 2011

Puisi Rian Fajar Arifin

RIAN FAJAR ARIFIN, lahir di Bandung 18 Desember 1992. Jiwa muda yang terkobar, terutama terhadap seni akan kata-kata, telah mengantarkan perasaannya pada memoar yang terdalam. Penulis adalah lulusan SMAN 1 Banjaran, dengan pengalaman yang cukup membekali, salah satunya adalah juara pertama lomba Cipta Puisi se-Kabupaten Bandung, juara pertama menulis Puisi se-SMAN 1 Banjaran, dan juara ketiga menulis Esai se-SMAN 1 Banjaran. Penulis juga memiliki pengalaman di bidang lainnya, seperti Sains dan Olahraga, dengan pernah lolos OSN tingkat kabupaten pada bidang Fisika dan Kebumian, serta menjuarai lomba PORAK (Pekan Olahraga Antar Kelas) di bidang Basket sebagai tim dengan juara partama. Penulis tinggal di kp. Girang Deukeut Rt. 03 Rw. 09 kec. Banjaran kab. Bandung, Jawa Barat.

UCAP RENUNG PADANG SENJA HARI

Telah terbakar lautan luas menjadi sesamping daratan
Hidup diantara kerenyahan tanah yang hamparkan keajaiban

            Bukan tentang menjadi sosok malaikat suci
            Tetapi hadirnya, ibaratkan tonggak puisi murni
            Setiap diteguk, manisnya menusuk hati tersuci

Kapan akan datang lentera panjang
Menutupnya dari sesuatu yang tinggi menjulang
Agar tetap wangi,
            Seperti keringat bidadari

                        Inilah Padang yang teduh dan merindang
                        Biarpun kedinginan, selalu siap dengan selimut yang terbentang
                        Seusap debu yang berkilauan tak akan terguncang
                        Karena kemilaunya selaras dengan penari piring yang riang gemilang

Melahirkan penyair-penyair dengan rasa-rasa yang berbeda rupa
Telah menambah kerenyahan tanah menjadi gurih untuk diterka
Renyahnya kota Padang, mudah dikenang sulit terlupa
Dibumbui dengan segala rupa rempah dibalik dapurnya

                        Karena memang awannya selalu mencium langit dengan mesra
                        Padang kian tumbuh untuk perkasa
                        Keyakinan akan penduduk diatasnya,
                                                Adalah hal yang sangat berharga

                        Logat khas yang memerdu tuk didengar sendu
                        Memanjakan Padang, nan indah untuk maju

Padang selalu tak akan menangis
            Selalu tak akan terkikis
                        Mengisi ribuan lumbung padi
                                    Dengan cerita tak bertepi

1 komentar: