Rabu, 07 September 2011

Puisi Ariesadhar

ARIESADHAR, nama pena dari Alexander Arie Sanata Dharma yang dilahirkan di Bukittinggi, Sumatera Barat, 11 Januari 1987. Menempuh pendidikan di TK Kuntum Mekar, SD Fransiskus dan SLTP Xaverius di Bukittinggi. Sejak tahun 2001 menunaikan tugas merantau dan kemudian bersekolah di SMA Kolese De Britto dan Fakultas Farmasi serta Program Profesi Apoteker Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta. Ia beberapa kali meraih prestasi, diantaranya Juara 3 Lomba Karya Tulis Perlindungan Lapisan Ozon Kementerian Lingkungan Hidup RI. Tulisannya juga pernah dimuat di harian Kompas Jateng Jogja, Majalah Hidup, dan Jurnal Nasional. Saat ini ia bekerja di bidang supply chain.

PADANG DALAM KENANGANKU

Masih belia usiaku ketika deru ombak air manis masuk memenuhi memori
Dihantarkan oleh neuron-neuron sistem saraf, diperantarai dopamin yang bergerak
Menatap haru kisah legenda malin kundang berharap tidak sampai jadi batu
Merasa baru dengan debur ombak dan basahnya air asin
Untuk kemudian kembali kala lelah
Terlalu lelah hingga yang masuk ke alam sadar hanya Pariaman
Lembah Anai, Padang Panjang, lekuk jalan dan jurang semuanya terlewat oleh lelah

Padang,
Menyebutnya saja sudah menggelorakan semangat beliaku
Tanpa peduli bahwa ada 2 jam terbentang di depan
Itupun dengan jalanan yang mengocok sistem gastrointestinalku
Juga tanpa peduli harus bangun jauh lebih pagi
Tapi Padang selalu jadi gelora ketika aku bisa pergi dari kenyamananku
Ketika aku mendapati sesuatu yang lain, di luar kampung halamanku
Sesederhana itu

Duduk manis di deretan batu pemecah ombak di pantai padang
Berlari penuh kenikmatan dalam kesunyian di jambak
Diterpa angin besar di muara
Menatap indahnya biru air kala mentari mencurahkan sinarnya di Caroline
Memuja megahnya industri bahan bangunan tertua di Sumatera kala ke Indarung
Terlonjak menatap besarnya kapal di Teluk Bayur

Semuanya ada dalam kenanganku

Semuanya akan mengapung kembali ketika roda pesawat menjejak landasan Ketaping
Dan semuanya akan kembali bersembunyi kala burung besi mengantarku melihat birunya laut dari udara

Sungguh sederhana dan sentimentil

Cikarang, 7 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar