PADANG DALAM KENANGANKU
Masih belia usiaku ketika deru ombak air manis masuk memenuhi memori
Dihantarkan oleh neuron-neuron sistem saraf, diperantarai dopamin yang bergerak
Menatap haru kisah legenda malin kundang berharap tidak sampai jadi batu
Merasa baru dengan debur ombak dan basahnya air asin
Untuk kemudian kembali kala lelah
Terlalu lelah hingga yang masuk ke alam sadar hanya Pariaman
Lembah Anai, Padang Panjang, lekuk jalan dan jurang semuanya terlewat oleh lelah
Padang,
Menyebutnya saja sudah menggelorakan semangat beliaku
Tanpa peduli bahwa ada 2 jam terbentang di depan
Itupun dengan jalanan yang mengocok sistem gastrointestinalku
Juga tanpa peduli harus bangun jauh lebih pagi
Tapi Padang selalu jadi gelora ketika aku bisa pergi dari kenyamananku
Ketika aku mendapati sesuatu yang lain, di luar kampung halamanku
Sesederhana itu
Duduk manis di deretan batu pemecah ombak di pantai padang
Berlari penuh kenikmatan dalam kesunyian di jambak
Diterpa angin besar di muara
Menatap indahnya biru air kala mentari mencurahkan sinarnya di Caroline
Memuja megahnya industri bahan bangunan tertua di Sumatera kala ke Indarung
Terlonjak menatap besarnya kapal di Teluk Bayur
Semuanya ada dalam kenanganku
Semuanya akan mengapung kembali ketika roda pesawat menjejak landasan Ketaping
Dan semuanya akan kembali bersembunyi kala burung besi mengantarku melihat birunya laut dari udara
Sungguh sederhana dan sentimentil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar