Kamis, 29 September 2011

Puisi Rahmat HM

RAHMAT HM, adalah penulis senior yang aktif di komunitas penulis Forum Lingkar Pena (FLP). Pernah menjabat ketua FLP Wilayah Jakarta Raya (2007-2009). Telah menerbitkan lebih dari 10 buku dan ratusan artikel di media masa. Di sela-sela aktivitasnya sebagai wartawan dan dosen jurnalistik, ia masih sering menyempatkan diri untuk membacakan puisi-puisi karyanya sendiri di berbagai acara. Kepiawaiannya dalam membuat dan membacakan puisi sering membuat penonton terpaku, berdecak kagum. Kecintaannya pada puisi sudah tumbuh sejak sekolah dasar. Mulai kelas 4 SD, ia sudah sering menulis puisi dan sudah terbiasa membacakan puisinya di depan khalayak. Di atas panggung, ia lebih suka membaca puisinya sendiri ketimbang membaca puisi karya orang lain. Sewaktu SMA, ia pernah meraih juara 1 lomba membuat dan membaca puisi tingkat pelajar se-DKI Jakarta.

PADANG TERANG

masih terngiang irama saluang Ratok Solok
degup jantungku tak pelak mendayu elok
seakan terhipnotis alam pikirku karena hati yang terpaut
mendengar mantera-mantera  Pitunang Nabi Daud

muncul pilu saat bayangbayang murka bumi di tanah ini
getar hebat luluh lantakan Padang kami
isak tangis mengiris hati
tinggal harapan pada Illahi
padang berseri kembali

sudah lama tak lagi kudengar
suara menghiba mohon pertolongan
sebab bencana tak lagi tersyiar
kini Padang kembali berdandan

Padang terang
terang Padang
pesonamu tak pernah pudar

Jakarta, 29 September 2011

SI BUJANG PULANG

dari rantau
aku pulang
hati terpukau
rindu kampung halaman

Mak, si Bujang pulang
lama sudah anakmu pergi
mencari bekal untuk meminang
dan bekal Mak ke tanah suci

den takana jo kampuang

jejeran Pegunungan Bukitinggi
berdiri kokoh Gunung Padang
seruling saluang bersahutan menyentuh hati
lelap raga terbaring di rumah gadang

Mak, si Bujang pulang
menjaga diri agar tak seperti Malin Kundang
di Teluk Bayur kena kutukan
Mak, kisahkan lagi legenda Sembilan Bujang
munculnya Maninjau karena seteru dendam Kukuban pada Giran

raso mangimbaungimbau
den pulang

aku bujang Minangkabau
di hatiku terpatri kampung halaman
tanah kelahiran tercinta di bumi Padang

Jakarta, 29 September 2011

1 komentar:

  1. keren nih puisinya. moga menang ya bro. ane dukung sepenuhnya.

    BalasHapus