Kamis, 29 September 2011

Puisi Umpu Prahara

UMPU PRAHARA, lahir pada 1 November di Yogyakarta. Seorang pecinta seni dan sastra. Saat ini bermukim di kota Padang dan bekerja di sebagai seorang pelayan publik di sebuah lembaga pemerintah di Kabupaten Pesisir Selatan. 

PADANG

Gunung dan bukit tinggi menjulang
Danau-danau nan jernih mengilau
Butir pasir pantai yang keemasan
Legenda rakyat yang terawat

Gunung Merapi yang angkuh menantang
Bukit Siti Nurbaya yang penuh legenda
Danau ber-ikan yang penuh harapan
Ombak yang menghantar penghidupan

Semua itu hanyalah dongeng untuk tidur sang anak
Globalisasi telah menggilas peradaban
Kapitalisme telah menghancurkan perekonomian
Kejayaan hanyalah masa lalu

Petani desa terpuruk oleh pupuk kimia
Sarjana terpuruk oleh lapangan kerja
Pedagang terpuruk oleh harga sewa
Nelayan terpuruk oleh harga minyak
Anak kecil yang menangis kelaparan

Ranah yang dulu penuh dengan dongeng kemakmuran
Ranah yang pernah menciptakan pemimpin bangsa
Ranah yang pernah menjadi saksi lahirnya bangsa
Kini hanya tinggal cerita pelipur lara

Painan, 29 September 2011

LEGENDA

Malam telah jauh beranjak
Pagi masih jauh untuk dicapai
Aku berjalan menembus malam
Mengitari bintang

Langkahku sejenak terhenti
Ingatanku melayang pada sesosok legenda
Legenda tentang sebuah perjuangan
Perjuangan yang tak mengenal lelah

Kau seorang petani dari Agam
Sebuah desa kecil di lereng Gunung Merapi
Gunung yang menjadi cikal bakal sejarah Minangkabau
Masril Koto namamu, Bang May kami memanggilmu

Seorang lelaki kecil penuh dengan inovasi
Kau tawarkan sebuah bentuk baru sebuah korporasi
Korporasi yang berazaskan kerakyatan
Korporasi yang berazaskan kebersamaan

Kau ajarkan petani untuk merdeka
Kau ajarkan petani untuk mandiri
Kau ajarkan petani untuk berdikari
Kau ajarkan petani untuk berorganisasi

Apa kabarmu Bang?
Masihkah kau ajarkan petani umtuk merdeka?

Painan, 29 September 2011
Catatan: Masril Koto adalah pendobrak kebekuan fungsi intermediasi industri perbankan di bidang pertanian. Bersama para rekannya, petani yang tak tamat sekolah dasar itu mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada 2007. LKMA Prima Tani di Nagari Koto Tinggi itu menjadi cikal bakal program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) nasional. Kini, lebih dari 300 unit LKMA telah berdiri di seantero Sumbar atas dorongannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar