Kamis, 29 September 2011

Puisi Yoppy Mairizon RS

YOPPY MAIRIZON R.S, kini masih tercatat sebagai mahasiswa Jurusan ILMU PETERNAKAN 2011 di Universitas Andalas dan menjadi jurnalis di media online www.korandigital.com. Juga tercatat sebagai ketua organisasi SPIRIT SUMBAR. Beberapa cerpen, artikel, puisi pernah dimuat di Koran RAKYAT SUMBARUTARA, WWW.INIOKE.COM, WWW.KORANDIGITAL.COM, WWW.SUMBARONLINE.COM. Pernah menjadi ICON remaja di beberapa media seperti Harian Singgalang, Padang Ekspres, Rakyat Sumbar Utara, www.inioke.com, www.korandigital.com, www.sumbaronline.com. Prestasi yang pernah diraih, penerima sertivikat penghargaan dari YKAI AWORD 2010 atas artikel “Realita Budaya di Mata Anak”, ide imajinasi cerpen terbaik 2010, Jurnalis termuda 2010 www.korandigital.com, wakil sumbar pada ajang Pemimpin Muda Indonesia 2010. Pernah tergabung di Forum Lingkar Pena Sumbar.

DONGENG PADANG

Tak pernah teragakkan di angan kalau aku akan mendarat dikota ini
Jangankan  mendarat, mengenal pun ku tidak.
Hanya mendengar sesekali celetuk tv dan radio soal kota kehidupan para nelayan
Ada yang berkoar kalau di pinggir kota ini ada nyanyian angin dan air yang menghempas
Benar- benar  tak ku menegerti  siapa kota ini ?

Bertahun –tahun ku menyimpan tabir pertanyaan soal kota yang konon terkenal seantero negri itu.
Ya.. pertengahan tahun ini , tabir itu kan ku ungkap!
Dari kota jam gadang ku berangkat, kulintasi segera  kota Serambi mekah  hingga lembah anai pun ku lewati.
Ku toreh pandang sepanjang jalan, hanya ada rumah penduduk yang merapat, sesekali semak  yang akan punah.
Namun ku heran, ketika ku menorah ke kiri, ku terdiam sejenak , pandangan ku merekam jejeran rumah yang tertunduk tinggal puing-puing bisu.
Ku tak ingin berlama lama larut melihat puing puing itu, ingin segera ku ungkap pertanyaan yang bertahun lamanya kusimpan.

Perjanan pun berlanjut dan kini tertegun di sebuah patung kusam dengan figure bujang jo gadih berbaju merah
Lantas ku bertanya pada keramai, inikah kota yang ku cari?
Dan kemudian klakson bising ratusan kendaraan yang lalulalang pun memberi sebuah isyarat
Penghuni  lampu merah yang masih anak-anak usia sekolah pun berisyarat  sama
berlanjut, sorakan pejuang pasar yang kini berduka pun  berkata sama

lantas  ku coba berdiam, merasakan sekeliling yang ada, samar ku dengar alunan risih gesekan dedaunan dari perempatan jalan
Ku kejar suara alunan dedaunan itu, hingga membawa ku ke sebuah daratan basah yang menghempas
Dari senja hingga malam pun menyapa, ku  menikmati  aroma kehidupan di sana, ketika sore datang banyak cucu adam dan hawa yang menggerayang,
begitu ketika malam menyapa mereka menyeruduk masuk rumah maksiat yang konon indah.
Inikah kota yang kucari?
Kota Padang, Padang  yang manghilang adat dan budayanya!

PADANG, 25/09/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar