Kamis, 22 September 2011

Puisi-puisi Ramoun Apta

RAMOUN APTA, lahir di Sungai Binjai, Muara Bungo, Jambi, 26 Oktober 1991. Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas, Padang.

PADANG

di bibir pantaimu yang pasi, ambaiambai berkejaran
nyiur kelapa lamban melambai dicium ombak,
seakan berkabar tentang nasib pribumi yang punggungnya
tumbuh cecabang ranting dan serpihan serpihan karang.

di mana gelak yang dulu merapatkan kapal kapal kompeni,
dan si pandir yang pandai menipu perantau cina
cina yang merasa mahir meracik sate?

di setapak setapak jalan dua meter dari bibir pantaimu,
sungguh hanya kutemukan tenda tenda biru condong ke arah laut,
pengungsi pengungsi yang haus menikmati gairah kekasih,
gerobak gerobak puzle yang hanya berdiri bila malam tiba,
dan riwayat hidup para syieh yang sorbannya berangsur
terbakar di sepanjang pinggir jalan.

MuaraBungo, 2011

DAGANG RANTAU

di bawah cecahya bulan yang menjelma laut pasang,
kami merapal nasib di lapak lapak, mendulang dagang
di pasar pasar, menyalakan jejak jejak para leluhur dalam
pelariannya yang sesak-timbul-tenggelam di meja rantau.
kami mengakar pada garis murni yang berputar
menakar nasib dalam pertukaran harga
dan dalam pertukaran raut wajah
yang memendam perih peribahasa.

di sepanjang bibir selokan, rempah rempah, ikan darat dan padang,
kami berdiam dalam waktu yang menyerupa kapal tertatih
mengarungi riak riak samudra, menyerupa retak tulang yang merintih
tersusupi air cuka, dan menyerupa pekik serine yang meneriakkan
tsunami, tempat di mana pedih hari terentang serupa karet pentin
ketapel si buyung yang genting, yang mahir meng’kali’kan angka jam,
tempat di mana puisi yang lahir serupa karat besi yang menyerpih,
dan gaung suaranya ngilu ke dalam gigi graham.

Padang, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar