Kamis, 22 September 2011

Puisi Vironika Sri Wahyuningsih

VIRONIKA SRI WAHYUNINGSIH, lahir di Ngawi, 5 Oktober 1969. Profesi guru  swasta.  Hobi membaca buku, menulis, dan bertanam. Cerpen Jalan  Simpang karyanya meraih juara 1 lomba menulis cerpen yang diselenggarakan sebuah tabloid di Surabaya tahun 1992. Cerpen berbahasa Jawa (Cerkak) Mapag  Ampak-ampak masuk nominasi 6 besar lomba mengarang cerkak yang diselenggarakan Majalah Praba Jogyakarta tahun 1993. Karya puisi Kanibal masuk nominasi 50 besar puisi terbaik nasional 2011 yang diselenggarakan  Bentara Budaya Bali. Sampai sekarang masih aktif menulis cerpen di media Rohani lokal. Karya cerpen yang telah dimuat antara lain: Saat Daun Berbisik (2010), Pesan Malaikat (2011 ).

NOSTALGIA SITI NURBAYA

Andai jiwaku masih di alam fana 
Kan kulintasi orbit bumi 
Berkeliling ekuator dan zenith kotaku
Kota yang sejak silam menjadi bunga impian penghuni planet ini…
Nostalgi mengangkasa dari memori otakku
Sungguh menakjubkan kisah kasihku dengan Samsulbahri 
Sebungkus nasi padang beralas daun pisang kita nikmati dengan seribu cerita….  
Beriringan kita tapaki pantai Aia Manih…
Terpana kutatap arca mirip MalinKundang
Iba hatiku menatapmu Sang Malin…
Sayang… pinta maafmu datang terlambat
Engkau telah lukai sang bunda… kau kuras air matanya… hingga kering  kerontang… gersang…
Aku tahu di dasar hatimu sungguh merana
Namun segalanya sia-sia….
Malin… mungkin jalan kita senada
Aku tersiksa bertemu muka dengan Datuk Maringgih…
Lelaki renta… memuakkan
Makhluk berhati iblis bertopeng malaikat…
Sosok yang tega menghentikan detak nadi dan detak jantungku 
Bukan salah Baginda Sulaiman ayahandaku…. bukan…
Garis hiduplah yang membuat aku mati muda…. Berhenti melihat dunia…
Sia-sia aku merajut  kasih  dengan  belahan  jiwaku
Kemanakah  gerangan  sekarang  rohmu   Samsulbahri ?
Aku  lega  engkau  telah  binasakan  Datuk  Maringgih
Yang  begitu  lama  menjadi  onak  duri  dalam   sekelumit  hidupku…
Ingatkah  kau  Samsulbahri ?  Hatiku  merah  dadu  saat  kau  berikan  anggrek  ungu  di  sehiliran 
Batang  Arau…
Kau  kulum  senyum  saat  cemburu  menderaku….meronta…menatap  kau  ceria  menggamit  
Siauw  Ling  sahabatku…menikmati  Karupuak  Sinjai…
Aku  pikir  kau  play  boy  Samsulbahri…
Karena  di  tempat  lain  kau   begitu  mesra  membawakan  Balanse  Madam  dengan  Ling- ling 
Hian….
Mengertikah  kau  saat  aku  tersedu   menatap  dengan  ekor  mataku..kau  berdua  dengan 
Jozias  Anne  Marianez  noni  dari  Rotterdam  itu  ? 
Kasihku  tak  sampai…..sampai  di  sinilah  takdirku…
Sebagai  Siti  Nurbaya  yang  hanya  tahu  tradisi  Balimau…yang  hanya  mengerti  tari  
Minangkabau  atau  Tamil…
Sebagai  Siti  Nurbaya  aku  tak  menyesali  takdir  pekatku….
Hatiku  masih  berbinar…karena  ada  seberkas  jejak  hidupku  melegenda…terang…di 
Padang  kotaku…
Dan  setelah  tahu…bahwa  kau  Samsulbahri  hanya  mencintaiku….
Pintaku  bagi  semua  penghuni  planet  ini…cintai…sayangi…Padang  kotaku…kota  kita…

Tangerang, September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar