Sabtu, 10 September 2011

Puisi Mirdayanti

MIRDAYANTI, lahir di Padang 2 Juli 1966. Menamatkan pendidikan di TK Bhayangkari (Padang Baru), SD 13 (Veteran), SMP 1 Padang dan SMA 1 Padang (Jl. Sudirman), S1 di Biologi IKIP Padang dan S2 di Biologi Unand. Rumah keluarga di Puruih Kabun, kelurahan Ujung Gurun, tinggal disana sampai menamatkan S1. Pada awal 1990 sering menulis puisi dan cerpen di Koran Haluan dan beberapa cepen di Koran Singgalang. Sejak 1990 berdomisili di Pasaman Barat, menjadi guru SMA. Selain itu adalah seorang istri dan ibu dari dua anak (mahasiswa dan siswa SMP).

UJUNG GURUN

Kulewatkan umur di wajahmu
Dari menunggu bis TK
Hingga dua dasawarsa usia

Kuingat dulu
Mahoni yang memagarimu
Melindungiku ketika berjalan
menuju SDku di Veteran
dan aku iseng memunguti buahmu yang jatuh
di pinggir jalan

Ada pecinan kecil di mulut jalan
Berpagar seng tinggi
dan pohon jambu biji, sepanjang halaman mereka
sering kubeli buahnya, seusai pulang sekolah
10 atau 15 rupiah sebuah

Selokan jalan airnya hitam
Bau tak sedap mengawang
Limbah dua pabrik karet
Yang kini telah lama hilang

Waktu melangkah
Kaupun berubah

Tidak serindang dulu lagi
Tak ada  bunyi ladam kuda dari bendi
Tiada lagi pecinan kecil dan kebun jambu biji
Di atas reruntuhan pabrik,
Kini berdiri kantor dan real estate

Waktu melangkah
Cintaku tak berubah

Hanya satu dari sekian jalan dunia
Tapi di wajahmu, kulewati usia

PADANG ADALAH RUMAH

Padang adalah sejarah, telah dihuni empat generasi sebelumku
Padang adalah rumah, tempat bertemu ibu
Tempat bertemu saudaraku
Padang adalah kenangan
Tempat lahirku, masa kecilku

Setelah satu persatu mereka pergi
Ayahku, nenekku, ibuku
Mengingat Padang adalah pilu

Padang bagiku sekarang
Adalah menabur bunga di makam
Diatas pusara nenek dan ibu di Tunggua hitam

Padang adalah rasa rindu
Kehampaan dan tangis yang tertahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar