Kamis, 29 September 2011

Puisi Triyono

NOY, sapaan yang biasa dilontarkan kepada Triyono. Lahir di Jakarta 25 tahun silam, tepatnya pada 5 Juni 1986. Saat ini ia bekerja sebagai layouter di sebuah media cetak. Kegemarannya menulis mulai ia lakukan semenjak masa SMA, namun hanya puisi lah yang menimbulkan ketertarikakan tersendiri. Dia menulisi segala hal yang ia rasakan dalam bentuk puisi, tapi tidak jarang banyak sahabatnya yang mengorder puisi buatannya untuk keperluan masing-masing. Dan itu menimbulkan kesenangan tersendiri, bahagia rasanya dapat menyejukkan perasaan orang lain. Seperti sebuah angin.

KOTANYA

Aku pemuda jawa biasa
Memuja rendang dalam prihal rasa
Entah lidah tak dapat berkata
Namun hati telah tenggelam terpesona

Bahkan tak terlupa soal cinta
Kisah Nurbaya yang teraniaya
Dalam hidup terbelenggu harta belaka
Bahkan sampai sebuah sengsara yang membawa nikmat

Terbukti nan jauh di mato
Karena tak pernah kuhempaskan kaki di sana
Hanya cerita teman dalam petak kos-kosan
Yang selalu membuat ku takjub bertanya-tanya

Sampai cerita dalam rumah gadang
Yang terbilang sejuk nan menghangatkan
Temanku berkumandang penuh lantang
Sembari foto usang ia pertontonkan

Oh… segala keindahan berkelanjutan
Tak ada habisnya ia bercerita
Bahkan ada juga kisahnya di Teluk Bayur
Di mana cinta pertama ia ikrarkan

Tapi terbiasa di ujung cerita
Teman itu menangis riuh
Selalu saja teringat pilu yang membuat kelu
Atas tragedi yang melahirkan sendu

Aku mengibarkan senyuman
Dan terdepan bersorak riang
Melamunkan segala cerita tentang kotanya
Apakah sampai umur ku berdiri di tanah Malin Kundang…?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar